Untuk mengejar target yang ada, termasuk dalam memperbanyak kesertaan KB pria, BKKBN mengembangkan strategi empat. Yakni, regulasi, rantai pasok, angka alat / obat kontrasepsi, dan anggaran.
Regulasi, menurut Hasto, telah disesuaikan di mana kini Penyuluh KB (PKB) atau Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) bisa ikut campurepsi kepada masyarakat.
Demikian pula mata rantai pasok kontrasepsi, harus sampai pihak-pihak yang membutuhkan, hingga ke masyarakat secara gratis. “Kami tidak membeda-bedakan fasilitas kesehatan. Semua bisa mengakses alat dan obat kontrasepsi secara gratis sesuai aturan,” ujar Hasto.
Terkait tanggapan alat / obat kontrasepsi, Hasto menyebutkan saat ini BKKBN telah menyediakan susuk KB satu batang. Melalui Program KB Rumah Sakit yang digalakkan kembali, berharap susuk KB satu batang bisa dipopulerkan. Susuk ini memiliki masa pakai tiga tahun.