KOTA BANDUNG, PRIPOS.ID – Dalam upaya menentukan awal Ramadhan 1446 H, Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) Jawa Barat menggandeng Baznas Jabar untuk mengoptimalkan proses rukyat hilal. Sekretaris Umum BHRD Jabar, Prof. Dr. Encup Supriatna, M.Si, bersama Encep Abdul Rojak, mengadakan diskusi strategis dengan Ketua Baznas Jabar, Dr. H. Anang Jauharuddin, M.M.Pd. Kegiatan ini berlangsung Jumat, 14 Februari 2025, di kantor Baznas yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 458, Bandung Kidul, Kota Bandung.
Penentuan 1 Ramadhan di Indonesia masih berpegang pada metode rukyat hilal, yakni pengamatan langsung terhadap bulan sabit muda pada 29 Sya’ban. Keberhasilan observasi ini sangat bergantung pada kesiapan peralatan serta lokasi strategis yang mendukung visibilitas hilal. Hasil pengamatan nantinya akan menjadi salah satu faktor pertimbangan pemerintah dalam menetapkan awal Ramadhan 1446 H. Untuk memastikan akurasi data, lebih dari 100 titik pemantauan telah disiapkan di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga wilayah paling timur Nusantara.
Menurut data hilal pada 29 Sya’ban 1446 H, posisi hilal di Kota Bandung tercatat memiliki ketinggian 2 derajat 51 menit dengan azimut 263 derajat. Sementara itu, azimut matahari berada di 261 derajat, yang berarti hilal terletak di sebelah utara matahari. Sayangnya, berdasarkan kriteria imkan rukyat terbaru yang menetapkan tinggi hilal minimal 3 derajat, posisi ini belum memenuhi syarat. Kendati demikian, rukyat hilal tetap akan dilakukan untuk memberikan data tambahan yang dapat digunakan oleh Kementerian Agama dalam proses penetapan awal Ramadhan tahun ini.
Salah satu lokasi pemantauan terdekat di Bandung adalah Observatorium Al-Biruni Universitas Islam Bandung (Unisba). Tempat ini sebelumnya telah berhasil mengamati hilal pada penentuan 1 Dzulhijjah 1445 H dengan ketinggian 5 derajat. Oleh karena itu, pelaksanaan rukyat di observatorium ini kembali menjadi opsi strategis, mengingat lokasinya yang mudah diakses dan telah terbukti efektif dalam observasi sebelumnya.
Baznas Jawa Barat turut berperan dalam kegiatan ini, mengingat penentuan 1 Ramadhan melalui rukyat hilal memiliki dampak luas bagi umat Islam di Indonesia. Dengan sinergi yang terjalin antara BHRD Jabar dan Baznas Jabar, diharapkan proses rukyat hilal dapat berjalan optimal, sehingga masyarakat dapat memperoleh kepastian waktu ibadah Ramadhan dengan lebih akurat dan terpercaya.(ask/png)