MAJALENGKA, PRIPOS.ID — Di tengah pesatnya arus digitalisasi, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) menggandeng Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Majalengka untuk menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertema “Literasi Digital Melalui Pemberdayaan Masyarakat”, yang dilangsungkan di SDIT Insan Rabbani, Majalengka, pada Jumat (3/5).
Kegiatan ini diikuti oleh 62 guru dari berbagai sekolah Islam terpadu di Majalengka. Ketua pelaksana PKM, Dr. Oji Kurniadi, menegaskan bahwa di era teknologi yang terus bergerak maju, masyarakat perlu diberdayakan untuk dapat memanfaatkan teknologi secara optimal, sekaligus menekan dampak negatif yang ditimbulkannya.
Kegiatan PKM ini merupakan bentuk nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang melibatkan tim dosen Fikom Unisba yaitu Dr. Oji Kurniadi, Prof. Dr. Dedeh Fardiah, dan Dr. Rini Rinawati.
Dalam sesi materi, Dr. Ferry Darmawan membahas topik “Gadget untuk Pendidikan: Potensi, Risiko, dan Pemanfaatan Aplikasi Edukasi di Era Digital”. Ia mengungkapkan bahwa gadget seperti smartphone dan tablet telah menjadi perangkat utama bagi anak-anak — digunakan untuk bermain, menonton video, mengikuti kelas daring, hingga berkomunikasi.
Menurutnya, penggunaan perangkat digital secara cerdas bisa meningkatkan efisiensi belajar dan memperluas akses informasi, namun tanpa pengawasan, gadget berisiko memicu kecanduan, gangguan kesehatan, paparan konten negatif, hingga menurunnya interaksi sosial anak.
Ferry menambahkan, berdasarkan survei KPAI tahun 2020, sebanyak 71,3% anak usia sekolah memiliki gadget pribadi, dan 79% dari mereka mendapatkan izin dari orang tua untuk menggunakannya di luar kebutuhan belajar. Dari jumlah tersebut, 55% menggunakan gadget untuk bermain game, baik online maupun offline.
Untuk memitigasi dampak negatif ini, Dr. Ferry menyarankan pemanfaatan aplikasi edukatif yang dirancang khusus mendukung proses belajar siswa secara interaktif. Namun demikian, ia menekankan bahwa peran orang tua dan guru sebagai pendamping digital adalah yang terpenting.
Sementara itu, Prof. Dr. Dedeh Fardiah menyampaikan materi bertajuk “Literasi Media untuk Guru”, yang menyoroti pentingnya guru memiliki kemampuan menyaring informasi daring, menciptakan konten pembelajaran digital, serta mengelola komunikasi dan kelas online secara aman dan efektif.
Ia menggarisbawahi tantangan yang dihadapi para guru dalam meningkatkan literasi digital, seperti keterbatasan fasilitas, minimnya pelatihan teknologi, dan beban administratif yang tinggi. Menurutnya, upaya peningkatan literasi ini hanya bisa berhasil melalui sinergi antar guru serta dukungan aktif dari sekolah dan pemerintah.
Prof. Dedeh juga menegaskan pentingnya peran guru sebagai komunikator digital yang dapat menjadi teladan dalam penggunaan teknologi, mengelola grup digital sekolah secara etis, serta menjawab pertanyaan siswa secara terbuka dan mendukung.
Dengan semangat kolaboratif, kegiatan PKM ini diharapkan mampu memperkuat peran guru sebagai agen literasi digital dan menjadi pondasi kuat dalam menghadapi tantangan pendidikan di era teknologi yang terus berkembang.(oji k/png)